1.
APA ITU
KEWIRAUSAHAAN?
Kewirausahaan
adalah padanan kata dari entrepreneurship
dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam
bahasa Jerman, ondernemen dalam
bahasa Belanda. Kata entrepreneur dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang,
pengambil resiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahqkan suatu
pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Wirausaha adalah pelaku utama dalam
pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau
kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi. Jika kita uraikan :
Wiraswasta
Wira : Sendiri
Hasta : Tangan
Wiraswasta : Berani berdiri sendiri dengan tangannya
Wirausaha
Wira : Berani, pejuang, gagah
Usaha : Usaha
Wirausaha : Berani usaha mandiri
Pengusaha : Orang yang mengusahakan suatu pekerjaan
atau usahawan
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
seorang manajer risiko (risk manager) yang dengan kemampuan kreativitasnya bisa
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu sumber daya materil, kapasitas
intelektual, maupun waktunya untuk menghasilkan suatu produk atau usaha yang
berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.
2. MUNCULNYA SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEHUBUNGAN
DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI
Perkembangan
IPTEK, budaya, politik, dan kesejahteraan telah menciptakan gap di antara faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Misalnya gap antara ilmu pengetahuan
dan social, social dan politik, budaya dan social, atau social dan
teknologi. yang terjadi akan menciptakan
perubahan status social, prilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan, selera dan
sebagainya, sehingga bias membangkitkan sebuah inspirasi bisnis yang pada
akhirnya memunculkan peluang bisnis.
Munculnya
peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-entrepreneur muda.
Hal inilah yang mendorong timbulnya entrepreneurship seiring dengan
perubahandan perkembangan ekonomi.
3.
PERENCANAAN
BISNIS WIRAUSAHA
Riset membuktikan bahwa sebelum menjalankan
bisnis para wirausahawan yang sukses biasanya merencanakan dengan lebih seksama
dibandingkan dengan wirausahawan yang gagal. Rencana bisnis itu sendiri
mengandung arti adalah kerangka langkah demi langkah tentang bagaimana
perusahaan menerjemahkan gagasan menjadi kenyataan.
Perencanaan Bisnis Wirausaha adalah :
1. Melakukan Konsep Bisnis, yang terdiri dari
mendeskripsikan produk, identifikasi pasar, konsumen target ,dan data ekonomi
tentang permintaan, persaingan dan analisis pasar lengkap, strategi pemasaran
yang jelas, informasi lokal bisnis kantor outlet dan jasa, manajemen karyawan
yang diperlukan.
2. Adanya Dukungan Keuangan, yang terdiri dari
kebutuhan keuangan dan sumber modal,utang dan posisi kekayaan pemilik
3. Adanya Informasi lain-lain, yang terdiri dari
survei konsumen, informasi pasar, ramalan permintaan dan penjualan.
4.
FAKTA & ILUSTRASI
CHUNG JU YUNG – PENDIRI HYUNDAI
Anak Petani ini Pernah Menjadi Buruh Tani,
Kuli Bangunan, dan Kuli Pelabuhan
Chun Ju Yung, lahir di Asam-Ri, Song Jon
Myum, Kangwon-do di daerah pegunungan yang terletak di bagian utara Korea saat
dikuasai oleh Jepang. Orang tuanya adalah petani yang hidup pas-pasn dan Ju
Yung pernah belajar tiga tahun di sekolah kampong, tempat kakeknya menjadi
kepala sekolah. Karena Ju Yung adalah anak sulung, maka ia harus bertanggung jawab
mengasuh ketiga adiknya. Setiap hari, jam 04.00 pagi, Ju Yung bangun pagi dan
berjalan sejauh 8 Km untuk mencapai lading di tengah udara yang dingin. Ayahnya
bertekad menggemblengnya untuk menjadi seorang petani yang tangguh dan akhirnya
Ju Yung berhasil menyelesaikan SD di tahun 1931.
Angan-angan dan keinginan yang kuat untuk
hidup lebih baik lagi, membuat ia berpikir, “apakah ia mau bertahan setiap hari
membanting tulang dengan hasil yang tidak memadai? Atau ia bekerja sebagai kuli
bangunan yang pendapatannya lebih besar?”. Karena cerita fiktifdari Koran Dong-a,
hasratnya untuk pergi ke Seoul menjadi menjadi tidak terbendeng dan akhirnya ia
pergi dari rumah. Di Koran itu, ia membaca bahwa sebuah pelabuhan sedang
dibangun di Chungjin yang menjadikan Ju Yung bekerja menjadi kuli bangunan di
sana. Tetapi baru dua bulan, ayahnya menemukan dan membawanya pulang. Kemudian kabur
lagi tetapi ditemukan lagi hingga empat kali. Suatu saat ia melihat ada iklan
sekolah akunting dan dengan berbagai cara akhirnya Ju Yung berhasil juga masuk.
Semua buku motivasi, biografi, dan cerita sukses orang terkenal dan orang kaya
dibaca abis. Tokoh-tokoh tersebut telah mengilhami dan menginspirasikan Ju Yung
untuk mencapai kebesaran jiwanya dan sukses hingga besar seperti sekarang ini.
Ketika kehidupan di kampungnya memburuk
akibat bencana alam, Chung Ju Yung dan temannya kabur lagi. Di tengah
perjalanan temannya menolak untuk kabur, tetapi dia tetap meneruskan
perjalannya ke pelabuhan Inchon dengan bekal uang yang sedikit sekali. Di sana
ia menjadi kuli serabutan, kuli bongkar muat kapal dan membawakan barang
penumpang kapal yang hasilnya hanya cukup untuk makan sehari dengan bekerja
keras.
Ju Yung berhasrat untuk mempunyai pekerjaan
tetap. Saat ia bekerja sebagai kuli proyek pembangunan Universitas Korea, ia
mendapat informasi tentang suatu pekerjaan di pabrik gula. Namun karena tidak
memiliki keterampilan teknis, ia tidak diterima. Lalu ia memutuskan untuk
bekerja di took hasil pertanian dengan mengantar barng-barang dagangan ke
pembeli. Ia mendapat imbalan makan tiga kali dan setengah karung beras setiap
bulan diusia kurang dari 20 tahun. Anak-anak bos yang malas membuat ia sangat
dipercaya mengelola tokonya dan hasilnya ia bias membeli tanah untuk
keluarganya di Tongchon. Kemudian ia menikah lalu pulang tetapi hanya sebentar
ia kembali ke Seoul dengan menyewa sebuah rumah yang menghadap ke jalan. Rumah itu
ia jadikan took pertanian yang dinamai Firma Kyong-II. Jepang mengadakan agresi
besar-besaran yang membuat tokonya ditutup dan balik lagi ke kampong. Saat berangkat
tidur ia berpikir bahwa selama ini ia sanggup menyelesaikan cobaan dan
kesulitan yang dihadapinya, lalu ia membuka bengkel perbaikan kendaraan
bermotor agar cepat balik modal, usaha yang bagus karena Jepang tidak mau usaha
itu dinilai ‘kotor’.
Pada 1 Februari 1940, ia mengambil alih
manajemen gbengkel reparasi mobil “A-Do Services” dengan pinjaman modal dari pelanggannya tetapi bengkelnya
terbakar dan cobaan dating lagi. “A-Do Services” di tempat yang baru
memperkerjakan 50 karyawan. Ketika persaingan semakin ketat, ia melakukan
inovasi baru dengan “Pelayanan Cepat dan Efisien”. Perang pasifik memaksa
perusahaan miliknya harus merger dan kerja selama 3 tahun seakan-akan runtuh
dalam sehari. Chun Ju Yung tetap tidak mau menyerah pada keadaan, lalu ia
membeli 30 truk dan menjalankan usaha transportasi tetapi karena tekanan dari
orang lain, usahanya harus dijual dibawah harga. Tiga bulan setelah kejadian
itu, Jepang menyerah tanpa syarat, dan Ju Yung membeli tanah di tengah kota
Seoul lalu ia menancapkan papan nama perusahaannya, yaitu Hyundai Motor
Industrial Co, termasuk Hyundai Auto Repair Work untuk pertama kalinya hingga
kini.
Sumber:
“Kisah Sukses Pebisnis Dunia”,
2003. Penerbit PT. Intisari Mediatama, Jakarta.
Dari cerita di atas maka seorang pengusaha
yang sukses harus:
1. Memiliki impi-mimpi yang
realistis dan tinggi, yang mampu diubah menjadi cita-cita yang harus ia capai.
Hidupnya ingin berubah karena kekuatan emosionalnya yang tinggi dan
keyakinannya yang kuat, sehingga mimpi itu bias terwujud.
2. Mempunyai karakter dasar
kukuatan emosional yang saling mendukung untuk sukses, yaitu Keteguhan hati
atas visinya, ulet dan mudah bangkit dari keterpurukannya, mampu menaklikan
kaetakutannya sendiri, dan pantang menyerah.
3.
Menyukai tantangan dan
tidak pernah puas dengan apa yang didapat
4.
Mempunyai ambisi dan
motivasi yang kuat
5.
Memiliki keyakinan yang
kuat akan kemampuannya bahwa “dia bisa”
6.
Mempunyai kreatifitas
tinggi
7.
Memiliki kekuatan emosional
8.
Seorang penyelesai masalah
9.
Mampu menjual dan
memmasarkan produknya
10. Seorang Kreator ulung
5. KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN DI
INDONESIA
Sebagai contoh, usaha yang telah sukses
dengan kegiatan kewirausahaannya adalah Es Pisang Ijo. Es pisang ijo saat ini
sudah menjadi makanan populer bagi masyarakat Indonesia. Kepopuleran atas makanan
khas Makassar ini banyak dikemas dengan berbagai merek dan kerjasama bisnis
atau business opportunity (BO) seperti Pisang Ijo Jusmine, Aladin dan
lain-lain.
Es pisang ijo yang ini agak unik karena
dimiliki oleh orang Jerman yang bekerjasama dengan pengusaha kecil lokal.
Adalah Jan P. Jacobsen, pria 24 tahun asal Jerman yang sejak awal tahun ini
menggeluti koperasi atau kemitraan Es Pisang Ijo Hidayah
Cerita Jocobsen berbisnis pisang ijo hidayah
cukup panjang, setidaknya dimulai 2,5 tahun lalu ketika ia memutuskan untuk
memeluk Islam. Semenjak itu, namanya berganti menjadi Muhammad Saad. Hal ini
juga yang menginspirasinya untuk memberi nama Es Pisang Ijo-nya dengan nama
Hidayah.
Pria kelahiran 14 Agustus 1987 ini mengenyam
pendidikan di Berlin School of Economics and Law dan di Nanyang Business
School. Singkat cerita, ia ke Indonesia kemudian bergabung dalam koperasi
pondok pesantren muallaf Indonesia, Bintaro. Disinilah, Saad menemukan visinya
yaitu ingin berbagi pengetahuan soal bisnis dan mengembangkan koperasi termasuk
dalam bisnis pisang ijo agar terciptanya peluang dan kesempatan kerja.
Di pesantren muallaf, Saad mulai bergabung
pada Februari 2011. Di sini ia diberikan kebebasan untuk menciptakan kreasinya
dalam mengembangkan bisnis. Bisnis pisang ijo itu sendiri tercetus ketika ia
sedang berjalan-jalan jajan kuliner di kawasan Ciputat Tangerang. Ia bertemu
dengan Ayun, yang merupakan penjual pisang ijo dan nasi.
Ayun merupakan salah satu korban kerusuhan
Ambon belasan tahun lalu. Rupanya Saad tergerak untuk mengembangkan bisnis
pisang ijo Ayun yang selama ini masih dikelola secara konvesional.
Mulai Maret 2011, Saad dan Ayun bekerjasama
mengembangkan bisnis pisang ijo. Melalui bendera Pisang Ijo Hidayah, Ayun
berperan sebagai mitra penyuplai pisang ijo sementara Saad dengan bekal ilmu
bisnisnya, ia menjadi pemilik sekaligus pelaksana dari bisnis ini.
Walhasil, dalam hitungan bulan, ia berhasil
membuka belasan gerai melalui mitra-mitranya antaralain di Pondok Indah dan
lokasi lainnya. Es pisang ijo hidayah berkembang karena kerja kerasnya. Namun
ia tak mau berpuas diri, sejak diluncurkan Maret lalu ia gencar menawarkan
konsep bisnisnya ke masyarakat. Menurutnya saat ini bisnis Es Pisang Ijo
Hidayat bisa dimiliki oleh siapa saja sebagai investor.
“Dengan Rp 6,5 juta, sudah bisa bergabung
dengan bisnis Es Pisang Ijo Hidayah. Ini investasi yang kecil namun dengan
hasil yang maksimal,” jelas Saad. Ia mengatakan es pisang ijo sangat mudah
diterima pasar sebagai makanan tradisional, apalagi rasanya begitu khas. Dengan
percaya diri, Saad menuturkan berdasarkan pengalaman rekan mitranya setidaknya
balik modal sudah tercapai dalam tiga bulan.
Para investor bisa mendapat keuntungan yang
menjanjikan dan tak perlu pusing-pusing dikenakan biaya kemitraan atau semacam
franchise atau royalty fee. Semua keuntungan akan bersih diterima oleh
investor. Ia menjelaskan paket investasi Rp 6,5juta, investor akan mendapatkan
1 unit booth, Paket perlengkapan booth lengkap, siap jualan, Baju Seragam
karyawan, Paket promosi (sticker, flyer, banner)
Saad mengatakan kerjasama produk es pisang
ijo hidayah menawarkan konsep yang berbeda misalnya soal karyawan atau tenaga
penjual, ia bisa menyediakannya. Sehingga para investor tak perlu repot-repot
mencari karyawan. “Kita juga akan training karyawan,” katanya.
Bisnis pisang ijo hidayah seperti kebanyakan
business opportunity lainnya juga berkomitmen menyediakan stok bahan baku
utama. Juga melakukan survey dan fasilitas yang dibutuhkan untuk lokasi
strategis seperti kampus, perumahan, pusat perbelanjaan).
Sebagai ilustrasi, Saad menuturkan dengan
modal Rp 6.500.000, untuk bisa mencapai balik modal dalam waktu 3 bulan maka
omzet harian harus tercapai Rp 500.000 atau omzet bulanan Rp 15.000.000. Harga
pisang ijo yang dijual ke konsumen Rp 10.000 dengan modal Rp 8000 per porsi,
maka margin bersih yang bisa diraup sekitar 15% setelah dipotong modal bahan
baku, sewa tempat, karyawan dan overhead.
Sumber
berita: finance.detik.com dan redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar